bukan aku yang hebat tapi allah

Asing, aku suka mendengarmu bernyanyi , kamu suka mendengarmu mengaji , Tuhan memang pencipta yang hebat. Sampaikan salam untuk tuhanmu , terima kasih karena kamu telah dia ciptakan , namun tak boleh kucinta. Bagaimana mungkin Tuhan bisa digadaikan ? Milik kita . Namun taj boleh kucinta bagaimana mungkin Tuhan bisa digadaikan ? Ketikaaku bukan ketenangan, seharusnya aku mengerti tak akan ada yang mencariku meski untuk hal yang tak begitu berarti. Ketika aku bukan ketegaran, hanya rintihan yang akan terus berjuang. Ketika aku bukan hebat, aku sangat percaya. Tak akan mungkin ada orang yang mau mendekatiku. Ketika aku bukan hebat, mendengarkan adalah hal yang paling baik. Akusebenarnya bukanlah orang yang baik, tetapi Allah sudah menutup aib ku sampai saat ini hingga tidak ada satu orangpun mengetahuinya. Sejatinya, aku dilahirkan ke muka bumi diawali dengan menangis, menangis karena di dunia adalah tempat yang tidak luput dari dosa. Aku memang bukan orang baik, tapi bukan berarti kamu memperlakukanku seperti Bukanaku yang hebat tapi ALLAH , aku hanyalah seorang hamba ALLAH yang bertugas menyampaikan kebaikan dimuka bumi ini. Saat mereka memujiku , aku hanya diam berfikir "Apa bagusnya tulisanku sehingga mereka berlebihan memujiku". Pujian itu tak pantas untukku , pujian itu milik GURU ku yang telah membimbingku dalam berkarya Lirik"Tapi Bukan Aku" dari Kerispatih ini dipublikasikan pada tanggal 6 Februari 2007 (15 tahun yang lalu). Lagu ini ada di dalam album Kenyataan Perasaan yang didistribusikan oleh label Nagaswara. Berikut cuplikan syair nyanyian / teks dari lagunya: " meski tiada sanggup untuk kau terima aku memang manusia paling berdosa / khianati rasa demi keinginan semu / sekalipun aku takkan pernah mencoba kembali ". Site De Rencontre En Ligne France Gratuit. Alhamdulillah, wash shalaatu wassalaamu ala nabiyyinaa Muhammad, wa ala aalihi wa shahbihi wa man tabi’ahum bi ihsaan, wa ba’ zaman Nabi Musa alaihis salam, bani Israel ditimpa musim kemarau yang berkepanjangan. Mereka pun berkumpul mendatangi Nabi mereka. Mereka berkata, “Ya Kaliimallah, berdoalah kepada Rabbmu agar Dia menurunkan hujan kepada kami.” Maka berangkatlah Musa alaihis salam bersama kaumnya menuju padang pasir yang luas. Waktu itu mereka berjumlah lebih dari 70 ribu orang. Mulailah mereka berdoa dengan keadaan yang lusuh dan kumuh penuh debu, haus dan Musa berdoa, “Ilaahi! Asqinaa ghaitsak…. Wansyur alaina rahmatak… warhamnaa bil athfaal ar rudhdha’… wal bahaaim ar rutta’… wal masyaayikh ar rukka’…..”Setelah itu langit tetap saja terang benderang… matahari pun bersinar makin kemilau… maksudnya segumpal awan pun tak jua muncul.Kemudian Nabi Musa berdoa lagi, “Ilaahi … asqinaa….”Allah pun berfirman kepada Musa, “Bagaimana Aku akan menurunkan hujan kepada kalian sedangkan di antara kalian ada seorang hamba yang bermaksiat sejak 40 tahun yang lalu. Umumkanlah di hadapan manusia agar dia berdiri di hadapan kalian semua. Karena dialah, Aku tidak menurunkan hujan untuk kalian…”Maka Musa pun berteriak di tengah-tengah kaumnya, “Wahai hamba yang bermaksiat kepada Allah sejak 40 tahun… keluarlah ke hadapan kami…. karena engkaulah hujan tak kunjung turun…”Seorang laki-laki melirik ke kanan dan kiri… maka tak seorang pun yang keluar di hadapan manusia… saat itu pula ia sadar kalau dirinyalah yang dimaksud…..Ia berkata dalam hatinya, “Kalau aku keluar ke hadapan manusia, maka akan terbuka rahasiaku… Kalau aku tidak berterus terang, maka hujan pun tak akan turun.”Maka hatinya pun gundah gulana… air matanya pun menetes….. menyesali perbuatan maksiatnya… sambil berkata lirih, “Ya Allah… Aku telah bermaksiat kepadamu selama 40 tahun… selama itu pula Engkau menutupi aibku. Sungguh sekarang aku bertaubat kepada Mu, maka terimalah taubatku…”Tak lama setelah pengakuan taubatnya tersebut, maka awan-awan tebal pun bermunculan… semakin lama semakin tebal menghitam… dan akhirnya turunlah pun keheranan, “Ya Allah, Engkau telah turunkan hujan kepada kami, namun tak seorang pun yang keluar di hadapan manusia.” Allah berfirman, “Aku menurunkan hujan kepada kalian oleh sebab hamba yang karenanya hujan tak kunjung turun.”Musa berkata, “Ya Allah… Tunjukkan padaku hamba yang taat itu.”Allah berfirman, “Ya Musa, Aku tidak membuka aibnya padahal ia bermaksiat kepada-Ku, apakah Aku membuka aibnya sedangkan ia taat kepada-Ku?!”Kisah ini dikutip dari buku berjudul “Fii Bathni al-Huut” oleh Syaikh DR. Muhammad Al Ariifi, hal. 42Subhaanallah… Kalaulah bukan karena Allah menutupi aib-aib kita…***Penulis Abu Yazid T. Muhammad Nurdin Artikel Alumnus dan mantan pengajar Ma'had Al Ilmy Yogyakarta, pernah bermulazamah dengan Syaikh Abdul Karim bin Sa'ad Asy Syawway di Riyadh, alumnus Fakultas Syari'ah Univ. Islam Muhammad bin Su'ud, Riyadh, staf pengajar PP Tunas Ilmu, Purbalingga, pimpinan PP An Naba', Kalibagor, Banyumas Manusia pada hakikatnya merupakan makhluk yang terbatas. Sebab itu dalam kehidupannya ia sering kali diperhadapkan dengan berbagai peristiwa atau tantangan di dunia ini, baik itu pengalaman suka maupun pengalaman duka. Diperhadapkan pada situasi yang demikian membuat manusia sering kali banyak mengeluh, banyak marah, menyerah, dan bahkan bisa sampai pada sikap skeptis dan menyalahkan Tuhan. Itu artinya manusia dalam hidupnya masih sangat minim perihal bersyukur pada Tuhan atas segala anugerah yang telah diberikanNya. “Bukan aku yang kuat, tetapi Tuhanlah yang Mempermudah” menjadi salah satu tema permenungan yang sangat baik untuk direfleksikan sebagai tanda ungkapan syukur kita pada Tuhan atas penyelenggaraanNya dalam kehidupan kita manusia hingga saat ini. Dalam Kitab Yesaya 4029 berbunyi “Dia memberikan kekuatan kepada yang lemah dan menambah semangat kepada yang tidak berdaya”. Hal ini haruslah menjadi warta gembira bagi kita manusia sebab bahwa Tuhan sama sekali tidak meninggalkan kita, atau membiarkan kita jatuh pada kelemahan kita. Ia bahkan mendampingi kita, menambahkan kekuatan kepada kita untuk dapat melewati setiap persoalan atau pergumulan yang kerap kali dijumpai dalam kehidupan kita ini. Sebagai seorang Kristen sejati tentunya kita harus sangat bersyukur pada Tuhan atas kasih sayangNya yang telah Ia berikan kepada kita. Perikop di atas mengajarkan kepada kita bahwa di saat manusia melakukan suatu perbuatan atau menggapai suatu prestasi, pertama-tama yang harus kita sadari bahwa pada hakikatnya semua hal itu bukan disebabkan karena kita manusia adalah orang yang hebat, tetapi karena Tuhanlah yang telah berkenan dan memberikan kemudahan kepada kita semua. Tuhan menuntun kita sampai pada titik terbaik di mana Tuhan menghendaki itu bagi kita. Sebab itu, situasi jatuh, kalah, gagal seharusnya tidaklah dipandang sebagai sebuah hukuman yang dinyatakan Tuhan dalam kehidupan kita. Kegagalan atau pengalaman terpuruk mestinya dipandang sebagai suatu ujian dari Tuhan pada kita. Karena itu kenalilah diri kita lebih dalam, sadari setiap kelemahan dalam diri kita, karena justru demikian kita akan menjadi manusia yang sempurna di dalam Kristus Tuhan. Ia hanya meminta kita untuk percaya pada setiap rancanganNya, karena Dia adalah jalan kebenaran dan kehidupan. Setiap orang yang berpegang kepadaNya akan menjadi kuat, karena Tuhanlah yang mempermudah. Terima kasih Tuhan untuk penyertaan yang telah Kau berikan dalam kehidupanku. Fr. Albertus Ranbasar Previous Post 12 Fakta soal Ustman bin Affan Next Post Pengadilan Tinggi India Bebaskan Tertuduh Pembantaian Muslim Gujarat 2002 Terdikte Allah lantas…? Ardi Kahfa Rp Perindu Mahkota Surga Dewi Aisyah,, Erma Sulistyorini, Iim Mu’izah,, Manda Haneya, Nafi’ah Al Munajaa, Nanda Sholihah, Nida Zulkhaira, Umi Kultsum, Yuhaniz Juwaini, Ariaty Lara Hanifah, Arifah Azkia Irfawati Tahir, Iva Datun Nikmah, Nurul Maghfiroh Rp The Amazing Sholawat Dinar Rafikhalif Rp 8 Srikandi & Pandemi Dwi Dwianawati, Dian Sartika, Virginia Nur Rahmanti, Jurana, Noor Iz Sumara, Anita Wijayanti, Nisa Chusdanar Zukhruffani, Fadjar Setiyo Anggraeni Rp The Amazing Husnudzon Abu Salman Farhan Al-Atsary Rp Bergeraklah Selamet Nur Anom Rp Andai Bukan Karena Cinta Zulkifli Abu, Asdar, Ombi Romli, Dian Yulie Reindrawati, Hery Yanto The, Desi Sommaliagustina, Mochamad Doddy Syahirul Alam, Denok Julianingsih, Abdul Mufid, Fitriah Khoirunnisa, Chery Julida Panjaitan, Ikhsan, Nanda Dwi Astri, Irene Hasian, Retno Anisa Larasati Rp Terdikte Allah lantas…? Ardi Kahfa Rp Perindu Mahkota Surga Dewi Aisyah,, Erma Sulistyorini, Iim Mu’izah,, Manda Haneya, Nafi’ah Al Munajaa, Nanda Sholihah, Nida Zulkhaira, Umi Kultsum, Yuhaniz Juwaini, Ariaty Lara Hanifah, Arifah Azkia Irfawati Tahir, Iva Datun Nikmah, Nurul Maghfiroh Rp The Amazing Sholawat Dinar Rafikhalif Rp Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Terima kasih pak atas segala jasa bapak hingga membuat anak saya menjadi hebat. Itu perkataan bapak Muhammad Yusuf orang tua Cut Fara Viqia Yusuf. Sesungguhnya bukanlah kami yang hebat. Tapi Allah yang memberikan kami sebuah anugrah siswa yang berbakat. Siswa - siswa yang berhati lembut sehingga dengan mudah menerima sebuah bukanlah kami yang hebat, tapi karena merek memiliki orang tua yang baik. Orang tua yang mau diajak kerjasama. Orang tua baik yang selalu mendoakan mereka. Sesungguhnya bukanlah kami yang hebat, tapi karena mereka para dermawan berhati baik yang membantu mewujudkan sekolah juara. Hingga pertemuan ini terjadi. Sekarang tak mungkin akan kulihat senyuman mereka di setiap pagi. Tak akan lagi kutemukan sapaan penuh cinta dari mereka. Tak ada lagi keluh kesah mereka. Tak akan lagi aku bercengkrama bersama merekaPastinya rindu ini akan sangat membuncah. Menunggu - menunggu kapan kalian akan kembali. Tapi memang beginilah takdir kami. Setiap tahun ada saja bagian hati yang pergi. Pergi bersama mereka. Menyisakan ruang kosong yang siap diisi kembali. Begitulah setiap selalu ada batasnya. Perpisahan itu juga tak abadi. Semoga pertemuan yang paling indah menjadi takdir kita nanti di syurga. Aamiinforhappinesstogetherwisudajuarapentakrasijuararumahzakatfans Lihat Pendidikan Selengkapnya

bukan aku yang hebat tapi allah